sebuah obrolan kecil terlontar dari warga di pinggiran Purbalingga,...yah, sebuah realita yang harus dihadapi pada tahun-tahun ini. Bila kita melewati jalanan maka, masih banyak terlihat jalan yang dalam taraf perbaikan namun sekian lama hanya berupa tumpukan pasir, batu, atau Stoom yang berhari-hari menunggu beroperasi. yah, jika digarap sekalipun seperti santai sekali, sehari dikerjakan kemudian sepi...Beberapa minggu ini terdapat perbaikan jalan di jalan raya Penican-Kedungbenda, terutama perbaikan jembatan, pemasangan cor dan pemunduran brug itupun juga sangat lama, maklum dari beberapa lokasi hanya dikerjakan oleh sedikit personel yang kerjanya menggilir dari satu lokasi ke yang lain...yang kena imbasnya tentu pengguna jalan, karena harus hati-hati sewaktu melewati jalanan itu
Selanjutnya di desa Toyareka, sementara waktu ini, mulai diperbaiki, lumayan lubangnya telah ditambal, tapi pengerjaan yang belum selesai menyebabkan pasir, batu yang telah disusun di atas jalanan bisa tergeser oleh kendaraan yang lalu lalang melintas, bahkan kendaraan berat seperti truk masih saja lewat di sana, yah.....umurnya tak lama ini jalan,.memang, ada peringatan dilarang masuk di ujung-ujung jalan tapi karena sepinya pengerjaan lama kelamaan papan peringatan ini dipinggirkan.
Di beberapa jalanan yang kondisinya relatif baik, mulai muncul retakan, lekukan, dan lubang kecil yang berpotensi dalam beberapa bulan akan membesar..tidak tahu bagaimana waktu perbaikan jalan, konstruksinya..dan perhitungan umur jalan tersebut.
Sebagai daerah yang mobilitasnya relatif sedang lalu lintas yang tidak begitu ramai seharusnya kerusakan jalan tidak begitu cepat, namun di beberapa wilayah yang sering dilewati kendaraan berat seperti truk kargo, truk pasir dll bisa dibayangkan . (desa desa yang dekat dengan stasiun pasir terkena imbasnya)..apalagi kalau di Kedungbenda jembatan Klawing sudah jadi, bertambahlah anggaran pemeliharaan jalan di sana.
itulah sedikit permasalahan yang ada di jalanan, permasalahan rutin
