cari

13 September 2008

apa itu pertanian organik

PERTANIAN ORGANIK
Sebenarnya apa itu pertanian organik, dan mengapa produk organik tersebut bisa menjadi tidak terjangkau oleh masyarakat kita sendiri apalagi oleh petani. Dan mungkinkah sistim pertanian organik ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam rangka ketahanan pangan dan sustainabilitas lahan pertanian di Indonesia.

Cikal bakal pertanian organik sudah sejak lama kita kenal, saat itu semuanya dilakukan secara tradisonal dan menggunakan bahan-bahan alamiah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian dan ledakan populasi manusia maka kebutuhan pangan juga meningkat. Saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Dimana penggunaan pupuk kimia sintetis, penanaman varietas unggul berproduksi tinggi (high yield variety), penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami peningkatan.

Pencemaran pupuk kimia, pestisida dan lainnya akibat kelebihan pemakaian, berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan serta kesehatan manusia. Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Sejak itulah mulai dilirik kembali cara pertanian alamiah (back to nature). Pertanian organik modern sangat berbeda dengan pertanian alamiah di jaman dulu. Dalam pertanian organik modern dibutuhkan teknologi bercocok tanam, penyediaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit menggunakan agen hayati atau mikroba serta manajemen yang baik untuk kesuksesan pertanian organik tersebut. Pertanian organik di definisikan sebagai “sistem produksi pertanian
yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Lebih lanjut IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah.

Istilah pertanian organik telah menghimpun seluruh imajinasi petani bersama-sama konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia (pestisida dan herbisida) dan pupuk kimia yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Mereka juga berusaha untuk menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumberdaya alami seperti mendaur ulang limbah pertanian. Dengan demikian pertanian organik merupakan suatu gerakan “kembali ke alam” (Sutanto, 2002a).

Prinsip utama pertanian organik adalah penggunaan input luar yang rendah yang berlawanan dengan penggunaan input luar yang tinggi. Berdasarkan prinsip tersebut, maka berkembang berbagai istilah seperti Cyclic Farming System, regeneratif agriculture, sustainable agriculture, organic farming, organic system, organic agriculture, biological agriculture, Purely organik agriculture, dan ecofarming, yang merupakan kontras dari istilah-istilah convensional farming, Industrialized form agriculture, dan industrialized farming system (Mugnisjah, 2001).

Pertanian organik merupakan hukum pengembalian (low of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi makanan pada tanaman (Sutanto, 2002b).

Pertanian organik (organic farming, oraganic system atau organic agriculture) adalah sistem pertanian yang menggunakan sarana produksi yang berasal dari mahkluk hidup, bukan produksi pabrik atau bahan-bahan mineral (Mugnisjah, 2001).


Berdasarkan prinsip utama tersebut, maka pengembangan pertanian organik diarahkan pada tujuan utama yaitu :
a)Mengurangi dampak negatif pada lahan baik fisik kimia dan biologi, sehingga produktisifitas lahan meningkat dan stabil,
b)Mengurangi resistensi dan persistensi hama penyakit akibat penggunaan pestisida kimia, sehingga penekanannya lebih mengarah pada pengendalian hayati,
c)Meningkatnya kesehatan lingkungan ekosistem pertanian sehingga kesehatan masyarakat dan petani juga meningkat
d)Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan berupa sarana produksi dari luar, sehingga pemanfaatan sumberdaya lokal semakin meningkat,
e)Mewujudkan kedaulatan petani dalam menentukan rencana-rencana strategi dan pengambilan keputusan sehingga ketimpangan sosial dan ekonomi dapat teratasi.

Pada pendekatan teknis, sistem pertanian organik memberikan penekanan pada prinsip daur ulang hara, konservasi air dan interaksi antara tanaman dalam pemenuhan siklus hara serta pengendalian hama dan penyakit serta gulma dalam model integrated farming system. Pembahasan pada tulisan ini penekanannya pada prinsip daur ulang hara, konservasi air dan interaksi antar tanaman untuk tujuan siklus hara dan peningkatan hasil ekonomi serta produksi biomassa.

Prinsip daur ulang hara pada pertanian organik didasarkan pada upaya mengurangi kehilangan hara melalui panen (biomassa dan hasil ekonomi), dengan cara mengembalikan sebagian biomassa ke dalam tanah, setelah hasil ekonomi di panen. Pada penggunaan hara yang bersumber dari bahan-bahan anorganik (pupuk kimia), maka proses daur ulang hara tidak terjadi karena sumber utama hara adalah bentuk anorganik yang berasal dari luar agroekosistem . Sedangkan sumber hara dari bahan organik (biomassa tanaman, kotoran hewan dan limbah organik), setelah diberikan ke dalam tanah dalam bentuk organik, selanjutnya akan mengalami proses peruraian menjadi bentuk anorganik yang siap diserap akar tanaman. Sejumlah hara tersebut akan dipergunakan untuk memproduksi bahan kering tanaman (biomassa dan hasil ekonomi) yang selanjutnya akan dapat di daur ulang kembali.
Sumber utama hara organic berasal dari petak usaha tani, sedangkan sumber hara anorganik berasal dari luar petak usaha tani.

Sistem pertanian organik juga dapat mengatasi masalah air pada pertanaman. Konservasi air dapat dilakukan karena penambahan bahan organik khususnya yang bersumber dari biomassa tanaman, pada mulanya akan berfungsi sebagai mulsa (penutup tanah). Penutupan tanah melalui mulsa akan meningkatkan kandungan air dalam tanah, karena proses evoporasi dapat ditekan. Mengatasi masalah air bukan saja terbatas pada menekan proses kehilangan air, tetapi sampai pada efesiensi penggunaan air (water use efficiency) oleh tanaman.
Pertanian organik lebih berorientasi pada penanaman lebih dari satu jenis tanaman dalam satu petak usahatani. Model penanaman dengan prinsip Multiple Cropping tersebut, salah satu tujuannya adalah meningkatkan efesiensi penggunaan air,
karena ruang terbuka yang memungkinkan terjadinya kehilangan air dapat di kurangi seminimal mungkin. Hal ini disebabkan oleeh rasio penggunaan lahan semakin tinggi, sehingga hampir seluruh potensi air dimanfaatkan oleh tanaman.



pertanian organic oleh team pertanian organik purbalingga based on many source